Apakah Anda mempunyai investasi dalam bentuk emas? Sebagian besar orang pasti akan mengatakan ya. Karena emas merupakan bentuk investasi yang paling aman dilakukan karena resikonya yang kecil. Namun apakah yakin akan selamanya begitu? Apakah Anda yakin bahwa investasi emas akan selalu menguntungkan? Sayangnya, menurut fakta dari data historis, harga emas dari tahun ke tahun tak selalu menunjukkan peningkatan. Ada kalanya ia menunjukkan penurunan.
Menurut survei pada tahun 2013 oleh majalah Swa, emas menjadi pilihan investasi nomor satu di kalangan masyarakat, dimana 50% adalah masyarakat kelas menengah. Dari hasil survei tersebut, rata-rata orang berpendapat bahwa emas memiliki resiko yang kecil dibanding investasi dalam bentuk lainnya. Mereka meyakini hal tersebut karena dari berbagai buku mengenai investasi emas yang di publish, hampir semuanya berkata bahwa harga penjualan kembali emas selalu meningkat. Belum pernah ada yang menjelaskan bahwa sebenarnya emas pun pernah mengalami penurunan harga jual-beli.
Diambil dari data Kitco, tren harga dari emas bisa dilihat dari tahun 1833 hingga 2013. Dimana pada tahun 1833-1970, harganya selalu stabil tanpa mengalami fluktuasi yang berarti. Dan semenjak tahun 1970, mulailah harga yang terus berfluktuasi hingga sekarang. Hingga puncaknya di tahun 1980, emas satu onsnya dihargai sekitar US$600. Namun kemudian harganya justru cenderung menurun. Dan posisi terendahnya ada di tahun 2000 yang harganya hanya berkisar US$271. Setelah mengalami penurunan, posisi harga tersebut kembali meningkat. Dilihat pada tahun 2012, harganya telah mencapai kurang lebih US$1600. Dengan kata lain, dalam waktu 12 tahun harganya terus mengalami peningkatan sebesar 700%.
Berikutnya di awal tahun 2013 lalu, harga emas kembali menurun dengan cukup drastis. Diketahui pada Agustus 2013, harganya hanya mencapai US$1429. Jika ditelisik lebih dalam, emas memang tak pernah selalu naik harganya, dan itulah fakta sejarahnya. Sayangnya perkembangan harga tersebut tidak memperhitungkan adanya inflasi. Bisa saja jika harga yang sedang naik kala itu karena terjadinya inflasi yang meningkat. Dan malah bukan emasnya yang meningkat.
Paper dengan judul “Golden Dilemma” karangan Claude B.Erb dengan Campbell R. Harvey, peneliti dari NBER USA pernah menyajikan harga riil emas setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi di Amerika. Hasilnya sungguh berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Meski sebelumnya diketahui bahwa harganya selalu stabil hingga tahun 1970, nyatanya tidak demikian. Emas sejatinya mengalami perubahan naik dan turun.
Nilai tukar emas di Indonesia sendiri bisa dikatakan dipengaruhi oleh 2 faktor. Yang pertama, perkembangan dari harga internasionalnya. Kedua dilihat berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap US$ seperti apa. Kemudian pengaruh 2 faktor tersebut akan membentuk kisaran harga nasionalnya. Memprediksi berapa harga per ons emas esok hari sangatlah sulit. Untuk melihat apakah harganya akan naik atau malah akan turun dirasa cukup mustahil mendapatkan hasil yang akurat dan konsisten.
Mungkin sampai kapanpun, emas akan selalu menjadi bentuk investasi yang paling menarik perhatian. Karena selama ini orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan emas resikonya kecil. Ditambah pula masyarakat belum terlalu akrab dengan bentuk investasi lainnya, misalnya bermain saham atau reksadana. Masyarakat yang telah mengerti pun juga tak terlalu menarik untuk berinvestasi dalam hal tersebut karena resiko yang didapat akan jauh lebih besar. Hanya saja, pandangan dalam masyarakat mengenai harga emas yang akan selalu meningkat perlu dibenahi lagi.