Puisi-Puisi Hafez Ashirazi

puisi hafez shirazi

Hafez (lahir sekitar tahun 1310–1325), seorang penyair besar dari Persia yang dibesarkan di Shiraz. Nama lengkapnya adalah Khwaja Shams ol-Din Mohammad Hafez-e Shirazi. Kehidupannya sebagian besar tidak diketahui, namun ada kemungkinan dia menghafal bagian-bagian Al-Qur’an setelah mendengar ayahnya membacanya. Dia putus sekolah untuk bekerja sebagai penyalin dan di toko roti setelah ayahnya meninggal. Hafez adalah seorang penyair di istana Abu Ishaq dan seorang pengajar perguruan tinggi agama.

Hafez adalah seorang penyair yang sangat berpengaruh yang menginspirasi generasi penyair baru baik di Iran maupun di dunia yang lebih luas, termasuk Goethe, yang menulis kumpulan puisinya West -östlicher Diwan sebagai penghormatan kepada Hafez dan gayanya. Hafez dikenal karena perpaduan unik antara mistik dan kemanusiaan, memadukan representasi cinta ilahi dan romantis dalam ayat-ayat yang penuh dengan metafora rumit dan gambaran hidup yang menyampaikan banyak makna.

Saat ini, makam marmernya berdiri di bawah paviliun ubin indah di Taman Musalla di Shiraz dan merupakan salah satu tempat wisata terbesar di kota ini, dengan ribuan penggemar dan pengagum datang untuk memberikan penghormatan.

Puisi-Puisi Hafez Shirazi

Pipi bersimbah mawar, tudung molek
Kembang bumi, ah itu sudah cukup bagiku!
Rindang bayang cemara, yang nyusut dan ngembang
Di padang, Itu saja sudah cukup bagiku.
Aku bukan pencinta kemunafikan:
Dari segala kekayaan yang dibanggakan dunia
Hanya anggur secawan kujunjung tinggi
Dan itu sudah cukup bagiku.

Bagi mereka yang harum namanya sebab bijak
Adalah istana di sorga  pahalanya
Tapi bagiku, pemabuk dan penadah rahmat Tuhan
Beri saja menara Anggur  menjulang!
Di tepi sungai  aku ‘kan duduk, beralas babut rumput
Hidup, di puncak nikmat, kubiarkan melenggang pergi
Dan hari-hari yang remeh ini tak kupeduli
Dan itu sudah cukup bagiku.

Lihat segala emas di pasar dunia
Lihat segala air mata yang disemburkan dunia
Tidakkah itu cukup bagi hatimu rindu?
Aku telah banyak kehilangan, namun banyak pula yang kudapat
Kumiliki cinta, kugenggam erat, apa lagi
Yang dapat kuperoleh? Kekayaanku adalah rasa nikmat
Bersahabat dengan dia, yang bibirnya merah merekah
Dan begitu berahi mengecup bibirku.

Kumohon jangan bawa hatiku telanjang
Dari rumah hinanya menuju sorga!
Walau langit dan bumi akan membuka gulungannya
Rohku akan terbang balik menuju rumahku
Dan di pintu kismet Hafiz pun terbaring
Tiada keluh di bibirnya – jiwanya bagai air jernih.
Sebuah lagu terdengar lalu lenyap dari telinganya
Dan itu sudah cukup bagiku

3
Kemurungan dan kegembiraan akan datang
Dengan bangga akan memamerkan rasa persaudaraannya
Tak beda milih yang satu di antara yang lainnya
Kelak kau akan tersiksa juga olehnya
Siapa tahu rahasia Tabir? Coba buka!
Sorga saja membisu dan bersama Tuhan
Menggenggam tirai itu erat-erat
Wahai pembual, hati-hatilah kau bicara

Walau hamba-hamba Tuhan kehilangan jalan dan sesat
Melalui derita akan diajarinya ia kearifan
Segala ampunan dan kasih sayang
Adalah kata-kata kosong tanpa makna
Pemabuk ini hanya inginkan anggur Telaga Kautsar
Dan Hafiz, lihat! Untukmu telah terhidang
Cawan bumi, rahmat pilihan dari Tuhan!

6
Tapi apa yang kauharapkan dariku
Aku ini orang mabuk, jangan harapkan dariku
Aku telah meneguk anggur dari cawannya
Sejak hari Alastu, sejak aku mengambil wuduk
Di telaga asyik masyuk
Lalu kutakbirkan empat kali
Kolong langit atas segala yang ada ini
Karena itu jika kau inginkan
Rahasia ketentuan yang menyebabkan aku linglung dan mabuk
Hidangi aku gelas putih cawan anggur cerlang
Hingga gunung menjadi lebih ringan dari nyamuk

Wahai Saqi, pemuja anggur
Biarlah mulutmu berbusa penebus nyawamu
Di taman penglihatanku kebunku tak menumbuhkan alam
Yang lebih indah dari duri di tengah bunga
Tidaklah tenteram hidup di bawah kolong langit ini
Tanpa Tuhan, tanpa anggur-Nya
Bagai sekuntum kembang layu terkulai
Disapu angin derita

Tuhan, Hafiz rindu kepada-Mu
Lebih dari nabi Sulaiman
Hafiz rindu pada-Mu walau tangannya
Tak mendapat apa-apa kecuali angin
Hafiz rindu kepada-M