Kata Bijak Sudjiwo Tedjo – Menyambung posting sebelumnya tentang Sudjiwo Tedjo, kini kita akan membahas kata-kata bijak yang beliau tuliskan atau tweetkan. Kita bisa mengambil pelajaran tentang kehidupan dari kata-kata beliau ini, supaya kita lebih kuat dalam menjalani hari-hari. Dan jika merasa putus asa, ketika membaca ini diharapkan agar api harapan terus menyala di dalam dada. Sujiwo Tejo memang sosok yang eksentrik, dari tampilannya pun ia begitu atraktif, beberapa tweetnya kerasa menampar jiwa kita, beberapa lagi mengajarkan dengan lembut tentang kebaikan.
Maka berikut ini adalah Kata-kata Bijak Sujiwo Tejo.
Bila sedang khilaf, aku merasa ada orang yg lebih pandai dan lebih bodoh dibanding aku. Namun, bila sedang sadar, aku hanya merasa ada orang2 yang berbeda dibanding aku.
“Gagal adalah cara manusia menamai hasil yang sesuai kehendak-Nya, tetapi tak sesuai kehendaknya.”
― Sujiwo Tejo, Talijiwo
Siapa yang mengenal Tuhan akan mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhan.”
“Jangan tanya besarnya seseorang dari anaknya sendiri. Di mata keluarganya seorang ayah pasti biasa-biasa saja. Mungkin malah kerdil…”
― Sujiwo Tejo, Rahvayana 2: Ada yang Tiada
“Berkali-kali aku bilang, bangsa ini digoblokan dengan pendidikan matematika yang salah. Matematika cuma diajarkan sebagai hitung-hitungan. Bukan sebagai bahasa.”
― Sujiwo Tejo, Dalang Galau Ngetwit
“Setiap peristiwa bukanlah awal, bukan pula akhir dari segalanya. Setiap peristiwa bisa merupakan pendahuluan atau akibat dari peristiwa lain.”
― Sujiwo Tejo, Tuhan Maha Asyik
“Cara paling sederhana untuk mensyukuri otak adalah meninggalkan penceramah kalau dia sudah mulai menyalah-nyalahkan agama lain.”
― Sujiwo Tejo, Talijiwo
“naskah sutradara kita tahu di depan, naskah Tuhan kita tahu di belakang~”
― Sujiwo Tejo, Dalang Galau Ngetwit
“Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan adalah jujur yang tertunda …. Mengapa kalian pesimistis?”
― Sujiwo Tejo, Ngawur Karena Benar
“Saya sering berharap moga-moga segala kebaikan yang kelak akan saya lakukan adalah kebaikan yang tanpa saya sengaja. Begitu, sehingga luputlah saya dari rasa sombong lantaran merasa sudah berjasa.”
― Sujiwo Tejo
“Harusnya kesabaran itu seperti keinginan, tak ada batasnya. Yang bertapal batas cuma kebutuhanl”
― Sujiwo Tejo, Ngawur Karena Benar
“jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan”
― Sujiwo Tejo, Rahvayana 2: Ada yang Tiada
“Minta maaf, dengan segenap konsekuensinya, harusnya mudah dilakukan oleh siapapun yang belum beku.”
― Sujiwo Tejo, Ngawur Karena Benar