Kutipan Romantis Fiersa Besari
Istirahat dulu. Sedih juga butuh jeda
Bertemu malam untuk menghargai siang. Bertemu pergi untuk menghargai pulang
Setiap orang pasti akan berubah; juga rasa. Kita tidak bisa menghindari, kita cuma bisa menyikapi
Pergi saja jika dirasa perlu. Jangan lupa pulang
Mempertahankan seseorang yang terus-terusan memperlakukanmu buruk, sama saja menahan seseorang yang lebih baik untuk datang dan membahagiakanmu
Sedang ngobrol romantis panjang lebar, kok dia cuma diam? Lama …. . Ternyata “Reconnecting” . Mau mengulang kata-kata, tapi sudah beda rasa
Kedatangan dan kepergian itu pasti. Merelakan atau memaksakan itu pilihan
Jatuh cinta dengan terobsesi itu mirip, tapi beda. Yang satu penuh kerelaan dan keikhlasan, yang lainnya penuh keharusan dan paksaan
Mengenal melebihi bio, menyukai melebihi profpic, merindukan melebihi status, menyayangi melebihi chat. Apa adanya, di dunia nyata
Beberapa orang terlalu terburu-buru, hingga tak sempat menikmati waktu
Rasa tidak pernah mengenal tempat, waktu, situasi dan kondisi. Datang seenaknya, pergi semaunya
Kedewasaan seseorang bukan hanya dilihat dari caranya berpikir tentang kebenaran, tapi juga dari caranya bertanggung jawab atas kesalahan
Kalau kamu terlalu sering main kode. Coba pertanyakan kembali, butuh dilamar atau diramal?
Seringkali, jatuh hati membuat seseorang lupa diri, hingga lupa pada visi-misi . Sudah tahu tak bermasa depan, masih saja dipaksakan
Bukan tidak ada waktu, mungkin saja kau bukan prioritas
Berani menyatakan, harus berani memutuskan. Berani menerima, harus berani melepaskan. Itu risiko yang harus ditempuh
Sepenuh hati memperjuangkan atau berbesar hati melepaskan. Menggantungkan bukanlah pilihan
Semoga kau tetap sehat walau sudah tidak sehati
Kalau jatuh cinta tidak butuh alasan, kenapa putus cinta butuh alasan?
Telepon terus kau genggam, hatinya tidak. Untuk apa?
Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja. Manusiawi untuk menjadi manusia
Senyum. Rasa sayang tidak selalu datang dalam bentuk ucapan
Jangan curi hatiku, kita barter saja. Bagaimana?
Kalau sulit menerima perpisahan, coba pikir seperti ini: Tuhan cuma memindahkan seseorang yg dirasa-Nya sudah tidak perlu ada dalam hidup kita
Tidak perlu gentar menyatakan,
toh takkan mati kalau ditolak
Kita berdua hanyalah dua orang yang senang membohongi perasaan masing-masing. . Pura-pura tidak peduli hingga akhirnya patah hati
Kalau tidak bisa mengejar mimpi, berjalan perlahan saja. Satu langkah kecil setiap hari akan lebih baik dibandingkan diam dan berandai-andai
Sebuah percakapan butuh lebih dari sekadar “lagi apa?”, “lagi di mana?”, “udah makan belum?” dan “sibuk enggak?”
Beberapa hal memang lebih baik tetap berada di etalase untuk sekadar dikagumi, bukan untuk dimiliki
Namanya juga hubungan. Ada yang ujungnya klik, ada yang ujungnya krik
Salah satu hal terindah di dunia adalah, menyayangi dan disayangi. Salah satu pelajaran terbaik di dunia adalah, menyayangi dan merelakan
Kejadian tapi tidak jadian
Nyatakan perasaan,
hentikan penyesalan,
maafkan kesalahan,
tertawakan kenangan,
kejar impian
Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi dalam diam
Jadi, tidak perlu buru-buru move on. Move off saja dulu. Off dari rasa sakit, trauma, juga penyesalan. Kalau sudah siap, baru move on
Pura-pura bahagia, terus-menerus, hingga akhirnya kita merasa bahagia, padahal tidak, lantas lupa apa artinya bahagia
Kau ada di banyak tempat, kecuali di sebelahku . Menyebalkan
Cerita kita tidak perlu berakhir indah. Cerita kita tidak perlu berakhir
Jangankan dipaksa melupakan, dipaksa tidur saja tidak enak
Pura-pura tidak peduli boleh saja, tapi harus siap juga untuk pura-pura tidak sakit hati
“Kamu udah punya pacar?” “Udah. Kenapa?” “Boleh minta kontaknya?” “Buat apa?” “Buat minta dia putus sama kamu, supaya saya bisa melamar kamu” . Lebih tegas, lebih tidak mainstream, dan lebih tidak berbelit-belit