Jika bicara tentang pelayanan kesehatan, maka peran seorang Apoteker tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam perkembangannya apoteker memiliki tugas yang jauh lebih signifikan bukan hanya sekadar memberikan obat. Seorang Apoteker memainkan peran penting dalam membantu memastikan perawatan pasien yang optimal, keamanan pengobatan, dan membantu proses kesembuhan.
Dalam praktiknya, Apoteker dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) saat menjalankan pekerjaan kefarmasian. Tenaga Teknis Kefarmasian ini diantaranya memiliki tugas menjamin keamanan obat, mencegah penyalahgunaan dan edukasi penggunaan obat kepada pelanggan. Juga memahami perhitungan racikan obat, menentukan kemasan dan penyimpanan obat yang aman.
Untuk menjadi Tenaga Teknis Kefarmasian tidak bisa sembarangan tetapi harus memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK). Ini adalah surat yang menyatakan bahwa Tenaga teknis tersebut sudah teregistrasi secara resmi di Kementrian Kesehatan. Tenaga Teknis kefarmasian adalah mereka yang telah menyelesaikan pendidikan D3 kefarmasian. Sementara untuk bisa memiliki ijin kerja dan ijin praktek dibutuhkan SIPA untuk Apoteker dan SIKTTK untuk Tenaga Teknis Kefarmasian.
Kebutuhan Tenaga Teknis Kefarmasian Masih besar
Saat ini kebutuhan Tenaga Teknis Kefarmasian masih sangat tinggi. Di Indonesia sendiri rasio ideal TTK 1 dibandingkan 1000 penduduk masih belum bisa dicapai. Penyebarannya juga masih belum merata, Provinsi Jawa Timur adalah yang tertinggi dimana ada lebih dari 16%, Jawa Barat 12% dan Gorontalo 10%. Sementara di provinsi lain masih sangat rendah seperti Aceh yang masih dibawah 4% dan bagian Indonesia timur yang persentasenya masih sebatas 0,01.
Untuk itu dibutuhkan sinergi yang baik antara pemerintah dan stakeholder lainnya untuk mengatasi hal ini. Pafi selaku organisasi profesi dari para ahli farmasi memiliki cita-cita untuk terus meningkatkan kualitas para Tenaga Kefarmasian. Tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya insan Farmasi tetapi lebih jauh juga memberikan dampak pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Langkah Pafi Lhokseumawe Tingkatkan Kualitas Tenaga Farmasi
Di bagian barat Indonesia, Pafi Lhokseumawe terus mendorong komunitas farmasi disana untuk membangun jaringan yang solid dan menjadi inspirasi generasi saat ini agar tertarik menjadi TTK yang berkompeten. Beberapa program digagas sebagai langkah nyata Pafi Lhokseumawe meningkatkan kualitas tenaga farmasi.
1. Menggelar Wokshop dan pelatihan
Tenaga farmasi sangat penting untuk terus mengikuti perkembangan dunia medis dan regulasi terbaru. Untuk itu Pafi Lhokseumawe secara rutin mengadakan pelatihan dan workshop yang bukan hanya tentang keterampilan teknis tetapi juga tentang manajemen pelayanan. Ini akan membuat tenaga farmasi tidak hanya mengerti tentang hal teknis tetapi juga kemampuan berkomunikasi yang baik sehingga meningkatkan mutu pelayanan.
2. Diskusi dan Seminar Ilmiah bersama pakar
Bertukar pikiran dengan para pakar terkemuka di bidang farmasi dari berbagai universitas terkenal juga seringkali diakadan oleh Pafi Lhokseumawe. Ini adalah upaya dari organisasi untuk membahas informasi terkini dari pakarnya sehingga para anggota bisa terus belajar dan mengikuti perkembangan di lingkup pekerjaannya.
3. Terjun Langsung ke Masyarakat
Bagaimanapun tenaga farmasi adalah tentang pelayanan kepada masyarakat, untuk itu Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Lhokseumawe seringkali mengadakan acara berbentuk pengabdian kepada masyarakat. Diantaranya adalah penyuluhan, pemeriksaan kesehatan dan juga pembagian obat. Dengan adanya acara seperti ini maka hubungan antara farmasis dan masyarakat terjalin dengan baik.
4. Bekerjasama dengan Lembaga pendidikan
Menginspirasi generasi selanjutnya adalah hal yang penting untuk dilakukan sebagai penerima tongkat estafet. Pafi Lhokseumawe rajin mengadakan kolaborasi dengan institusi pendidikan farmasi seperti program magang, kuliah tamu juga penelitian. Untuk program magang, ini memungkinkan para siswa untuk merasakan langsung pengalaman bekerja di idnustri farmasi. Mereka dapat mempraktikan langsung segala teori yang telah dipelajari di situasi sebenarnya.
5. Memperkuat jaringan Ahli Farmasi
Pafi Lhokseumawe merupakan pengurus cabang dari Pafi pusat. Sebagai bagian dari persatuan yang lebih besar maka setiap anggota memiliki kesempatan untuk membangun relasi dan jaringan dengan sesama farmasis. Ini akan membuka banyak peluang untuk berkolaborasi, mengembangkan skill, dan bertukar infomasi yang akan sangat berguna bagi perkembangan organisasi.
Dengan terbentuknya komunitas yang solid dari para farmasis, diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat. Berkontribusi nyata pada kualitas kesehatan sehingga akan jauh lebih baik jika dengan adanya kolaborasi dengan banyak pihak.