Beberapa waktu yang lalu, kita dihebohkan dengan munculnya wabah difteri yang menyerang banyak orang di beberapa wilayah. Penyakit ini terutama menyerang pada anak – anak walaupun tidak menutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa. Penyakit ini jika segera ditangani oleh medis realatif mudah untuk disembuhkan, tetapi jika penanganannya terlambat maka bisa berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Difteri disebabkan oleh bakteri yang dapat menginfeksi tubuh di dua area berbeda, yaitu pernapasan (hidung, tenggorokan, amandel) dan kulit.
Untuk dapat terhindar dan bentuk pencegahan terhadap penyakit difteri, bunda harus melakukan vaksinasi atau imunisasi lengkap untuk melindungi anak – anak agar senantiasa sehat selalu. Sejak bayi lahir, sebaiknya segera lakukan imunisasi DPT secara berkala. Vaksin DPT dapat melindungi terhadap difteri, tetanus, dan pertusis. Vaksin ini merupakan bentuk vaksin yang lebih baru dan kecil kemungkinannya menimbulkan reaksi dibandingkan jenis yang diberikan sebelumnya.
Kapan imunisasi DPT diberikan ?
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dari Amerika Serikat, anak – anak membutuhkan 5x suntikan. Yaitu:
1.3x suntikan diberikan pada bayi usia 2, 4, dan 6 bulan
2.1x suntikan pada bayi usia 15 – 18 bulan
3.1x suntikan pada anak usia 4 – 6 tahun
Bunda juga harus mengenali gejala penyakit difteri pada anak sehingga tanggap dan segera dibawa ke dokter jika mengalaminya, dan berikut ini adalah gejala difteri yang paling umum.
Difteri pernapasan
- Sakit tenggorokan
- Kesulitan bernafas
- Demam ringan
- Suara serak
- Detak jantung meningkat
- Pembengkakan langit-langit mulut (atap mulut)
Difteri kulit
- Bintik – bintik kuning atau luka pada kulit
Difteri merupakan penyakit menular, sehingga kita harus senantiasa waspada menghadapinya. Bakteri difteri dapat menular melalui cipratan air liur di udara, misalnya batuk dan bersin. Bakteri difteri dapat menyerang tubuh melalui hidung dan mulut. Namun, terkadang juga bisa masuk melalui celah di kulit. Penyakit ini menular dari penderita ke orang lain yang melakukan kontak langsung. Setelah terinfeksi bakteri, biasanya butuh 3 – 4 hari untuk gejala bisa terlihat.
Perawatan khusus untuk difteri akan ditentukan oleh dokter anak. Umumnya, antibiotik efektif dalam mengobati difteri pernapasan sebelum mengeluarkan racun dalam darah. Antitoksin dapat diberikan dalam kombinasi dengan antibiotik, jika dicurigai diphtheria. Kadang-kadang trakeostomi (tabung pernapasan yang dimasukkan secara operasi ke tenggorokan) diperlukan jika anak mengalami kesulitan bernapas yang parah.
Difteri pada anak dapat dicegah sejak dini dengan imunisasi, lalu jikapun terjadi gejala, bunda tidak perlu merasa panik berlebihan. Segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan sesegera mungkin. Semoga si kecil sehat selalu ya bunda.