Kutipan Novel Supernova Ksatria dan Bintang Jatuh Dee lestari

Kutipan Novel Supernova Ksatria dan Bintang Jatuh Dee lestari – Setelah Sebelumnya was-was.com memposting kutipan Novel Supernova Petir kali ini Kutipan Novel Supernova Ksatria dan Bintang Jatuh. Selamat menyimak ya, Semoga menjadi kata motivasi bagi kita.

 

“Ajarkan aku menjadi naif
senaif dirimu yang masih bisa tertawa
senaif kebahagiaan di alam kita berdua
karena di setiap detik..
dikala kenyataan mulai bersinggungan..
kurasakan sakit yang nyaris tak tertahankan
Atau..
Ajarkan aku menjadi penipu!
bila kau merasakan sakit itu didalam tawamu.”

Tidak ada awal dan akhir. Tidak ada sebab dan akibat. Tidak ada ruang dan waktu. Yang ada hanyalah…. Ada. Terus bergerak, berekspansi, ber-evolusi. Sia-sialah orang yang berusaha menjadibatu di arus ini, yang menginginkan kepastian atau pun ramalan masa depan, karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastian manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi. (Keping 1 – Yang Ada Hanyalah ADA)

Manusia bermimpi tidak hanya waktu ia tidur. Mimpi merupakan bentuk lain dari kreativitas. Menjadi kreatif itu tidak mengenal siang atau malam. Ada banyak pekerjaan yang masih punya ruang untuk inspirasi, tapi banyak juga pekerjaan yang menyita segalanya. Pekerjaan tanpa mimpi, atau tanpa waktu untuk bermimpi, adalah pekerjaan robot. Bukan manusia – Rana (Keping 2 – Ksatria)

Tidakkah ada yang melihat? Betapa ketulusan bisa menjadi teramat konyol. Hasrat yang berlebih tanpa persiapan bisa berakibat fatal. Percaya membabi-buta pada pihak asing bisa jadi senjata makan tuan. Strategi. Kemandirian. Itu dia kuncinya – Supernova (Keping 2 – Ksatria)

"Kutipan Ksatria dan Bintang Jatuh"

Hidup memang aneh. Banyak penjelasan di dalam ketidakjelasannya. (Keping 2 – Ksatria)

Tuhan berbicara lewat banyak hal, banyak mulut, dan banyak peristiwa. (Keping 4 – Puteri)

Cinta tidak membebaskan. Konsep itu memang utopis. Cinta itu tirani. Ia membelenggu. Menggiringnya ke lorong panjang pengorbanan. (Keping 9 – Cinta Tidak Butuh Tali)

Manusia yang hidup tahu bahwa ketidak sabaran hanya akan membuatnya merencanakan masa depan secara tidak alami. Menjadikan detik-detik berharga tadi usang, lalu menghabiskan hidup mereka untuk menghiasi keusangan itu dengan paksa, menjadikannya seperti kain perca, Buruk, tak berguna, sekaligus sudah terlalu berat untuk ditanggalkan – Diva (Keping 12 – Un Sol Em Noite)

Manusia tidak diciptakan untuk terikat pada apa pun. Jangan pernah takut dengan kebebasan. Jangan pernah juga memanipulasi kebebasan. Buat semua detik baru, dan berarti – Diva (Keping 12 – Un Sol Em Noite)

"Kutipan Ksatria dan Bintang Jatuh Dee lestari"


Bisakah kamu bayangkan, sebesar apa hati yang menampung seluruh cinta di semesta ini? – Dhimas
Sebesar cinta itu sendiri – Ruben (Keping 14 – Sebesar Cinta Itu Sendiri)

Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan, Puteri. Darah adalah darah. Dan tangis adalah tangis. Tidak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu – Ferre (Keping 15 – Ia Sedang Kasmaran)

Manusia memang seolah didesain untuk menunaikan satu misi : mencari tahu asal usul mereka. Demi kembali merasakan keutuhan itu – yang niscaya akan membuat mereka berhenti merasa kecil dan teralienasi di tengah megahnya jagat raya – Supernova (Keping 18 – Cyber Avatar)

Berhentilah merasa hampa. Berhentilah minta tolong untuk dilengkapi. Berhentilah berteriak-teriak ke sesuatu di luar sana. Berhentilah bertingkah seperti ikan di dalam kolam yang malah mencari-cari air. Apa yang Anda butuhkan semuanya sudah tersedia – Supernova (Keping 18 – Cyber Avatar)

"Ksatria dan Bintang Jatuh Dee lestari"


Tidak ada seorang pun mampu melengkapi apa yang sudah utuh. Tidak ada sesuatu pun dapat mengisi apa yang sudah penuh. Tidak ada satu pun yang dapat berpisah satu sama lain – Supernova (Keping 18 – Cyber Avatar)

Konflik baru berakhir ketika Anda berada di titik nol. Dengan demikian Anda akan melihat kubu-kubu sekitar Anda tanpa menjadi objek permainannya. Hidup yang serba keras ini dapat seketika menjadi taman bermain – Supernova (Keping 31 – Jaring Laba-laba)

(Degup jantung, embusan nafas. Harmoni tanpa not) Itulah rima dari puisi yang tak pernah habis : Hidup. Dan bila jantung berhenti? Puisi adalah roh bertabir kata. Roh itu, tak pernah mati. Tak pernah pergi? Ia segalanya. Harus pergi ke mana lagi? segalanya ada padamu. (Keping 32 – Individu Hanyalah Ilusi)

HALAMAN                               1                     2                    3                                    4    Back

Tinggalkan Balasan